2.1
Pengertian Karier
Karier
adalah perjalanan hidup individu yang ditandai dengan keberhasilan dan
kebermaknaan personal dan finansial. Dalam pandangan Super (Munandir, 1996)
karier merupakan proses kehidupan sepanjang hayat. Karier mulai tampak sejak
tahap pertumbuhan karier, yang ditandai dengan adanya sikap keingintahuan anak
terhadap jenis karier tertentu sampai tahap penurunan.
Dengan
adanya dorongan keingintahuan anak mulai mengeksplorasi karier yang menarik
baginya. Pada akhir masa pertumbuhan karier, keingintahuan dan eksplorasi yang
anak lakukan ditunjang dengan berkembangnya kapasitas-kapasitas dasar individu.
Jika anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap ini, maka salah satu tugas orang
tua atau guru adalah memfasilitasi tahap pertumbuhan karier mereka.
Dillard
(1985 : 1) membedakan antara pekerjaan (jobs)
dengan karier (career). Menurutnya, jobs mengacu pada pekerjaan yang tidak
berlanjut dan bersifat sementara. Oleh karena itu suatu pekerjaan dianggap jobs umumnya hanya menuntut sedikit
keahlian, sedikit pendidikan, dan sedikit dedikasi.
Sedangkan,
pekerjaan sebagai karier mengimplikasikan adanya pendidikan atau latihan,
komitmen, dan merupakan jalan kehidupan kerja yang dipilih individu. Selain
itu, karier mengaplikasikan keberhasilan pada apa yang individu pilih, serta
mengaplikasikan kebermaknaan personal dan finansial. Tidak semua jobs adalah karier, tetapi yang jelas
karier dapat merupakan suatu jobs.
2.2 Perkembangan Karier Anak Usia Sekolah Dasar
2.2.1
Perkembangan Karier pada Anak SD Menurut Ginzberg
Rumusan terakhir
tentang pilihan karier dikemukakan Ginzberg tahun 1980 (Munandir, 1996: 1992)
yang berbunyi,
Pilihan pekerjaan merupakan proses pengambilan keputusan yang
berlangsung sepanjang hayat bagi mereka yang mencari banyak kepuasan dari
pekerjaannya. Ini mengharuskan mereka berulang-ulang melakukan penilaian
kembali, dengan maksud mereka dapat lebih mencocokkan tujuan-ujuan karier yang
terus berubah-ubah dengan kenyataan dunia kerja.
Menurut
Ginzberg (Yost & Corbishley, 1987: 6) proses pemilihan karier mencakup tiga
tahapan perkembangan, yaitu tahap fantasi, tentatif, dan realistik. Tahap
fantasi terjadi sejak awal kehidupan sampai sekitar usia 11 tahunan. Tahap ini
ditandai oleh minat karier yang tidak realistis. Pilihan karier lebih
didasarkan hanya kepada kesan atau khayalan belaka.
Tahap
tentatif umumnya terjadi pada usia 11-18 tahunan. Pada tahap ini awalnya,
pertimbangan karier hanya didasarkan pada kesenangan, keterkaitan atau minat.
Perkembangan selanjutnya, individu menyadari bahwa minatnya berubah-ubah.
Perubahan minat ini mendorong anak untuk mempertanyakan kepada dirinya sendiri
mengenai kemampuannya dalam pekerjaan.
Tahap
realistic, umumnya terjadi pada usia 18 tahun ke atas. Tahap realistic terdiri
dari tiga tahap, yaitu tahap eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi karier (Yost
& Corbishley, 1987: 6). Eksplorasi karier adalah penilaian terhadap
pengalaman-pengalaman kerja dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai
syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan. Jika tidak sanggup bekerja, maka
penilaian dilakukan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Kristalisasi
karier diawali oleh mengentalnya penilaian yang dilakukan oleh individu selama
masa eksplorasi samapai kepada individu mampu mengawinkan antara faktor-faktor
baik internal maupun eksternal. ujung tahap ini adalah individu mengambil
keputusan karier. Jika ini sudah dilalui maka sampailah individu kepada tahap
spesifikasi karier. Pada tahap ini individu sudah memilih karier tertentu yang
akan ditekuninya.
2.2.2
Perkembangan Karier pada Anak SD Menurut Super
Teori
perkembangan karier Super (Sharf, 1992: 123) disebut dengan pelangi
perkembangan karier sepanjang hayat. Konsep utama yang perlu dipahami dari
pelangi perkembangan karier sepanjang hayat adalah peran
kehidupan dan tahapan perkembangan karier.
Super
mengemukakan lima tahapan perkembangan yaitu (1) pertumbuhan, (2) eksplorasi,
(3) penentuan, (4) pemeliharaan, dan (5) tahap penurunan.
1)
Tahap
Pertumbuhan
Tahap
pertumbuhan karier terjadi pada usia antara 0-14 tahun. Tahap ini terdiri atas
empat sub tahapan perkembangan yaitu berkembangnya keingintahuan, fantasi,
minat, dan bekembangnya kemampuan karier.
2)
Tahap Eksplorasi
Tahap
eksplorasi karier terjadi pada usia antara usia 18-25 tahun. Tahap ini mencakup
upaya-upaya individu dalam memperoleh suatu ide yang lebih baik tentang
informasi pekerjaan, memilih alternative karier, mengambil keputusan karier,
dan mulai bekerja (Super dalam Sharf, 1992: 180). Tahap ini terdiri atas tiga
sub tahapan, yaitu kristalisasi, spesifikasi, dan implementasi.
3)
Tahap Penentuan
Tahap
penentuan karier terjadi pada usia antara 30-45 tahun. Penentuan yang dimaksud
ialah diperolehnya ketentuan pada suatu bidang pekerjaan dengan dimulainya
bekerja dalam pekerjaan tertentu.
4)
Tahap
pemeliharaan
Tahap pemeliharaan karier terjadi pada
usia antara 45-65 tahun.tahap ini terdiir atas tiga sub tahapan, yaitu
memiliki, memperbaiki, dan inovasi.
5)
Tahap penurunan
Tahap penurunan karier umumnya terjadi mulai usia 65
tahun ke atas. Tahap ini terdiri atas tiga sub tahapan yaitu pelambatan,
perencanaan pengunduran diri, dan pengunduran diri.
2.2.3
Karier Anak Usia SD Menurut Teori dan Faktor
Teori
faktor dikembangkan Frank Parson pada tahun 1909. Dalam pandangan Parson,
istilah ciri mengacu kepada suatu karakteristik individu yang dapat diukur
melalui tes. Istilah faktor mengacu kepada dua hal. Pertama, mengacu kepada
suatu karakteristik yang dipersyaratkan untuk berhasil dalam penampilan kerja.
Kedua, mengacu kepada suatu pendekatan statistk yang digunkan untuk membedakan
karakteristik penting suatu kelompok orang. Dengan demikian istilah ciri dan faktor
mengacu kepada asesmen terhadap karakteristik-karakteristik individu dan
pekerjaan (Sharf, 1992:17).
Parson
(Sharf, 1992:18), percaya bahwa kecocokan antra ciri pribadi dan kesyaratan
kerja merupakan kunci keberhasilan karier seseorang. Menurutnya semakin cocok
antara ciri priadi individu dengan persyaratan kerja maka semakin besar peluang
individu untuk prduktif dan puasa dalam kariernya. Jadi, akar teori nya adalah
“kecocokan orang dengan individunya”. Parson (Sharf, 1992:18-34) mengemukakan
dua langkah pengambilan keputusan karier. Pertama perolehan pemahan diri ialah
pemahan secara jelas tetntang sikap, prestasi, kemampuan, minat, ambisi, sumber
keterbasan dan penyebab-penyebabnya, nilai-nilainya dan kepribadian. Kedua,
memperoleh pengetahuan tentang dunia kerja yang mencakup pengetahuan tentang
informasi tipe lapangan kerja seperti kondisi dan upah kerja, system klasifikas
kerja, serta ciri dan factor yang dipersyaratkan suatu pekerjaan.
2.3 Orientasi Karier Bagi Anak Usia Sekolah Dasar
Orientasi
karier ialah kesiapan individu untyk membuat keputusan-keputusan yang tepat.
(Super dalam Sharf, 1992: 155). Keputusan yang dimaksud ialah
keputusan-keputusan tentang karier. Menurut Super (Sharf, 1992: 156) kesiapan
individu untuk membuat keputusan karier yang tepat terakumulasi pada orientasi karier
secara total. Orientasi karier ini terdiri atas tiga dimensi yaitu sikap
terhadap karier, keterampilan pembuatan, dan informasi dunia kerja.
2.3.1
Sikap Terhadap Karier
Sikap
terhadap karier berarti arah kecenderungan individu terhadap bidang karier
tertentu. Menurut Super (Sharf, 1992 ; 156) sikap invidu terhadap kariernya
dapat dianalisis dari dua aktivitas yaitu perencaan karier dan eksplorasi
karier.
Perencanaan
karier mengacu kepada aktivitas individu dalam merencanakan karier. Aktivitas
tersebut mencakup 1) Mempelajari informasi tentang karier, 2) Membicarakan
perencanaan karier dengan orang dewasa, 3) Mengikuti kursus sesuai dengan
karier yang diharapkan, 4) Berpartisipasi dalam kegiatanekstrakulikuler sesuai
dengan karier yang diaharapkan, dan 5) Mengikuti pendidikan atau latihan yang
mengarah kepada karier masa depan.
Super
(Sharf, 1992 ; 157) mengkonsepsikan ekplorasi karier sebagai aktivitas individu
dalam memanfaatkan sumber informasi karier. Ekplorasi karier siswa yang
dimaksud terlihat dari aktivitasnya dalam hal memanfaatkan orang tua atau guru,
konselor, kenalan, dan buku sebagai sumber informasi karier.
2.3.2
Keterampilan Pembuatan Keputusan Karier
Keterampilan
pembuatan keputusan dipandang penting bagi individu. Karena pertama, hakikatnya
hidup dari waktu ke waktu merupakan rangkaian dari hasil pengambilan keputusan
karena dalam hidup selalu ada pilihan dan konflik. Kedua, keterampilan
pembuatan keputusan menjadi penting karena jika individu keliru mengambil
keputusan tertentu maka ia cenderung dihadapkan kepada suatu masalah tertentu.
Konsep keterampilan pembuatan keputusan karier terdiri atas penggunaan
pengetahuan dan penggunaan pemikiran dalam membuat keputusan karier.
2.3.2.1
Kemampuan
Mengunakan Pengetahuan Dalam Membuat Keputusan Karier
Kemampuan
mengunakan pengetahuan dalam membuat keputusan karierdapat dilihat dari
kemampuan-kemampuan berikut. Pertama, kemampuan membuat rencana karier
berdasarkan langkah-langkah membuat keputusan karier. Kedua, kemampuan
mengambil keputusan karier sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat. Ketiga,
kemampuan mengambil keputusan karier secara mandiri.
2.3.2.2
Kemampuan
Menggunakan Pemikiran Dalam Membuat Keputusan Karier
Kemampuan
menggunakan pemikiran dalam membuat keputusan karier mengacu kepada tiga fungsi
pemikiran. Pertama, mampu membuat keputusan karier secara rasional. Kedua,
mampu memperkirakan konsekuensi dari keputusan karier yang diambil. Ketiga,
mengantisipasi resiko yang akan dihadapi dari keputusan karier yang diambil.
2.3.3
Informasi Dunia Kerja
Menurut
Sharf (1992: 158) informasi dunia kerja yang dimaksud mencakup dimilikinya
informasi tentang pekerjaan tertentu dan informasi tentang orang lain dalam
dunia kerjanya.
2.3.3.1
Informasi
Tentang Pekerjaan Tertentu
Menurut Sharf (1992: 158) informasi
tentang pekerjaan tertentu dapat dilihat
dari tiga indicator. Pertama, memiliki informasi tentang jenis-jenis pekerjaan
yang sesuai dengan karier yang diharapkan. Kedua, memiliki informasi tentang
cara memasuki dunia kerja yang sesuai dengan karier yang diharapkan. Ketiga,
memiliki informasi tentang kewajiban dan aturan kerja pekerjaan yang sesuai
dengan karier yang diharapkan.
2.3.3.2
Informasi
Tentang Orang lain dalam Dunia Kerjanya
Menurut Sharf (1992: 158) informasi
tentang pekerjaan tertentu dapat dilihat dari dua indicator. Pertama, siswa
memiliki informasi tentang bagaimana oranglain memahamiminat dan kemampuannya.
Kedua, siswa memiliki informasi tentang bagaimana oranglain mempelajari tentang
pekerjannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar