Setiap Anak itu Unik


Haloooo, udah lama ngga posting di blog. Posting blog pertama kali itu waktu masih SMA, sekarang balik lagi ke blog udah jadi mahasiswa. Alhamdulillah :))
Oh iya, kali ini saya mau posting tentang perlunya memahami seorang anak, hihi (^.^)
Jadi selama saya kuliah, yaa sampe saat ini maksudnya. Bahwa seorang anak itu unik. Seringkali kita sebagai anak disamakan dengan oranglain, atau ngga kita yang menyamakan oranglain.

"Dia cerdas di matematika, dan orangtua gue malah kasih pujian yang ngebuat gue down gara gara ngga jago matematika"

Pemikiran di atas emang selalu ada, kadang orangtua yang kerjaannya guru matematika, atau dokter, atau apa kek. Belum tentu anaknya jago dibidang yang dikuasai orangtuanya.
Please, pinter di bidang yang sama dengan orangtua itu bukan keturunan.

Walaupun orangtua sama anak punya hubungan darah yang jelas banget adanya, sampe ciri ciri fisik jelas keliatan lah mirip bapak atau emaknya. Tapi kalo soal kecerdasan,no! Ngga turunan dari orangtuanya.
Karena setiap anak itu unik, berbeda dari yang lain, sekalipun ia kembar. Seorang anak punya kecerdasan di bidang seni rupa, tapi lemah di bidang sains. Ngga apa apa, itu emang biasa aja. Nah seharusnya, orangtua memberikan pengembangan bagi anaknya untuk meningkatkan kecerdasan mereka. Contohnya kecerdasan seni rupa yang kasus di atas. Jangan nyuruh anak buat belajar hal yang ngga ia kuasai atau dibenci. Karena percuma, masa anak anak itu tingkat egoisnya masih tinggi.

Orang yang sukses itu ngga harus jago sains ataupun jago matematika. Tapi orang sukses itu adalah orang yang pandai memanfaatkan kemampuannya untuk kehidupannya.
(Menurut saya sih gitu. Ngga ada salahnya buat berpendapat kan?)

Jadi menurut Howard, ada jenis 8 kecerdasan pada seorang manusia.
1. Linguistik atau kemampuan berbahasa
2. Visual
3. Musik
4. Interpersonal
5. Intrapersonal
6. Kinestetik
7. Matematika
8. Naturalis

Jadi, ngga cuma orang yang jago di matematika aja yang disebut cerdas sama orangtuanya, atau gurunya. Kemampuan berbahasa juga disebut sebagai kecerdasan.
So, jangan dulu ngejudge seorang anak bodoh gara gara ngga bisa matematika. Tapi karena memang dia tidak berbakat dalam matematika. Tetapi di visual, misalnya.

Jadi itulah beberapa hasil dari saya dengerin ceramah dosen pas kuliah. Kalo misalnya ada yang salah, ya tolong dikoreksi yaa ^.^.

Thanks, sekian postingan blog kali ini. See you :))

Dian Budiarti

Hello, I'm Dian and I'm is Casual style lovers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Play on

Instagram