Pada bulan Mei 25 kilometer dari Ponorogo tahun lalu Winaya mengajak Nawai dan anaknya Mala pindah ke sebuah desa kecil yang suasananya sangat bertolak belakang dengan Jakarta, kota tempat mereka tinggal sebelumnya. Meskipun desa itu ada di provinsi Jawa Timur, akses bandara terdekat adalah Adisumarmo, Solo. Winaya membeli rumah di sebuah bukit kecil yang letaknya cukup strategis untuk menikmati danau alam di bawahnya. Rumah itu sangat mungil dengan jendela- jendela kaca, teras kecil dengan kursi- kursi malas yang sengaja dihadapkan kea rah danau.
Penggolongan Hukum Menurut
isinya :
1. Hukum publik , yaitu hukum yang mengatur
hubungan antara negara dan warga
negara yang menyangkut kepentingan umum.
2.
Hukum
Privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dan yang
lain, yang menyangkut kepentingan perseorangan.
Penggolongan
Hukum Menurut bentuknya :
1.
Hukum
tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan di dalam berbagai peraturan negara.
Hukum tertulis terdiri atas :
a. Hukum tertulis yang dikodifikasikan
(dibukukan), seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
Kodifikasi adalah pembukuan jenis-jenis hukum
tertentu dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.
b. Hukum
tertulis yang tidak dikodifikasikan (tidak dibukukan), seperti peraturan hak
merek dagang dan peraturan tentang kepailitan.
2.
Hukum tak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan
berkembang di masyarakat, tetapi tidak tertulis, seperti hukum adat atau hukum
kebiasaan.
Penggolongan Hukum Menurut
tempat berlakunya :
1.) Hukum Lokal, yang berlaku di local atau
daerah tertentu.
2.) Hukum Nasional, yaitu hukum yang berlaku
dalam suatu negara tertentu dan sekaligus merupakan produk dari negara tersebut
3.) Hukum Internasional, yaitu hukum yang
mengatur hubungan hukum di dunia internasional.
Penggolongan Hukum Menurut
Waktu Berlakunya :
1) Hukum yang berlaku sekarang, atau saat ini (
disebut hokum positif )
2) Hukum yang berlaku di masa depan
3) Hukum antar waktu, yaitu hukum yang mengatur
peristiwa hukum yang berlaku saat ini dan hukum yang berlaku pada masa lampau,
Penggolongan Hukum Menurut
Subjek yang diaturnya :
1) Hukum satu golongan yang mengatur golongan
tertentu.
2) Hukum semua golongan yang mengatur semua
golongan warga Negara.
3) Hukum antargolongan yang mengatur dua orang
atau lebih yang masing – masing pihak tunduk pada hukum yang berdeda.
Penggolongan Hukum Menurut
Isi Masalahnya :
1) Hukum public, yang mengatur hubungan antar warga
Negara dan Negara yang menyangkut kepentingan umum. Contoh ; hukum administrasi
Negara, hukum tata Negara, hukum pidana, hukum acara.
2) Hukum privat, yang menagtur hukum
antarindividu dan bersifat pribadi.
Penggolongan
Hukum Menurut Tugas dan Fungsinya :
1) Hukum material , adalah hukum yang berisi
perintah dan larangan. Misalnya, UU hukum pidana, perdata, dagang, dan
sebagainya.
2) Hukum formal, adlah hukum hukum yang berisi
tata cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material. Misalnya, dalam hukum
acara perdata dan acara pidana.
Dalam pandangan
Presiden Soekarno, pendirian Indonesia yang bebasaktif itu, secara aktif pula
harus dicerminkan dalam hubungan ekonomi dengan luar negerinyayang tidak berat
sebelah ke barat atau ke timur”.Pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno ini
Indonesia terkenal mendapat sorotantajam oleh dunia internasional. Bukan hanya
keaktifannya dan juga peranannya di kancahinternasional tetapi ide-ide serta
kebijakan luar negerinya yang menjadi panutan beberapanegara pada saat itu.
Masa orde lama merupakan titik awal bagi Indonesia dalam menyusunstrategi dan
kebijakan luar negerinya. Dasar politik luar negeri Indonesia digagas oleh
Hattadan beliau juga yang mengemukakan tentang gagasan pokok non-Blok.
Gerakan
non-Blokmerupakan ide untuk tidak memihak antara blok Barat yang diwakili oleh
Amerika Serikat danblok Timur yang diwakili oleh USSR. Perang ideologi anatara
kedua negara tersebut merebahke negara-negara lain termasuk ke negara di
kawasan Asia Tenggara. Indonesia merupakannegara pencetus non-Blok dan menjadi
negara yang paling aktif dalam menyuarakan antimemihak antara kedua blok
tersebut. Indonesia juga menegaskan bahwa politik luar negerinya.
Independen
(bebas) dan aktif yang hingga kini kita kenal dengan politik luar negeri bebas
aktif.Indonesia merupakan salah satu negara yang berani keluar dari PBB dalam
menyatakankeseriusan sikapnya.Kemudian inti dari politik luar negeri indonesia
kembali dinyatakan oleh presidensoekarno dalam “perincian
pedoman pelaksanaan manifesto politik republik
indonesia”sekaligus merupakan garis-garis besar politik luar negei
indonesia dengan Keputusan Dewan Pertimbangan Agung NP.2/ KPTS/ SD/ I/ 61
tanggal 19 Januari 1961. inti kebijakan tersebutantara lain berisi tentang
sifat politik luar negeri republik indonesia yang bebas aktif, antiimperalisme
dan kolonialisme, dan memiliki tujuan sebagai berikut :
1. mengabdi pada perjuangan untuk kemerdekaan nasional indonesia.
2. mengabdi pada perjuangan untuk kemerdekaan nasional dari seluruh
bangsa di dunia.
3. mengabdi pada perjuangan untuk membela
perdamaian di dunia.ketiga tujuan politik luar negeri tersebut pada
kenyataannya tidak bisa dipisah-pisah satu dariyang lain, khususnya dalam perjuangannya untuk membengun dunia kembali
yang aman, adil,dan sejahtera.
Tetapi, pada
masa ini, Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno memiliki kecenderunganuntuk
menjalin hubungan yang hangat dengan Uni Soviet yang berhaluan komunis
daripadatetangganya yang berlandaskan demokrasi. Sejumlah monumen persahabatan
Indonesia danUni Soviet bertebaran di berbagai wilayah Indonesia yang antara
lain, Stadion Utama BungKarno, Pabrik Baja Krakatau Steel, dan jalan raya di
Kalimantan dari Palangkaraya ke Sampit.Pembangunan Stadion Utama Bung Karno
mendapatkan bantuan lunak dari Uni Sovietsejumlah 12,5 juta Dollar AS. Stadion
dibangun mulai tahun 1958 dan pembangunan tahappertama selesai pada tahun
1962Secara jelas terlihat Indonesia pada saat itu cenderung berporos ke Timur
dan dekatdengan negara-negara komunis seperti Cina dan USSR dibandingkan dengan
negara-negaraBarat seperti Amerika Serikat. Presiden Soekarno juga menetapkan
politik luar marcusuar dimaana dibuat poros Jakarta-Peking-Phyongyang. Hal
ini menyulut kontrofersi dimata duniainternasional, karena Indonesia yang
awalnya menyatakan sikap sebagai negara non-Blokmenjadi berpindah haluan. Hal
ini membuat tidak berjalan dengan efektifnya politik luar negeribebas aktif
saat itu.Hubungan Indonesia dengan Barat tidaklah
harmonis. Indonesia pada masakepemimpinan Soekarno
memperlihatkan sifat-sifat militan dan cenderung konfrontatif terhadapsegala
unsur yang diidentifikasi sebagai
Imperialisme.
Dalam hal
ekonomi, Soekarno mengatur segala rencana pembangunan
ekonomi dan memiliki semboyan BERDIKARI
yangmerefleksikan pendirian anti-Barat. Karena inilah, secara umum
hubungan Indonesia dengannegara – negara Barat bisa dikatakan tidak harmonis.
Tugas
Halaman 85
Pelaksanaan Politik
Luar Negri Bebas
Aktif Pada Masa
Orde Baru
Walaupun
Orde Baru dianggap bobrok, namun kekuatan diplomasi Indonesia dianggap kembali
pada kejayaannya dengan kembali diperhitungkannya keberadaan Indonesia dalam kancah
politik dan ekonomi. Indonesia dipandang sebagai negara tempat berinvestasi
yang menjanjikan dan suara Indonesia didengarkan di kawasan Asia Tenggara. Pada
masa ordebaru, landasan operasional politik luar negeri indonesia kemudian
semakin dipertegas denganbeberapa peraturan
formal, diantaranya adalah ketetapan MPRS no. XII/ MPRS/1966 tanggal 5Juli 1966
tentang penegasan kembali landasan kebijaksanaan politik luar negeri indonesia.
TAPMPRS ini menyatakan bahwa sifat politik luar negeri indonesia adalah:
1. Bebas aktif, anti-imperealisme dan kolonialisme dalam
segala bentuk manifestasinyadan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
2.
Mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat.Pemerintah Orde Baru menyadari
bahwa untuk melakukan pembangunan, Indonesiamembutuhkan
dana yang sangat besar. Karenanya kerja sama dengan negara-negara lain inimulai dibuka untuk mendapatkan bantuan luar negeri
demi melaksanakan pembangunanekonomi dalam negeri. Diplomasi yang dilakukan
oleh Orde Baru banyak disebut sebagai”Diplomasi
Pembangunan” ( Diplomacy For Development ).
Salah satu hasil diplomasipembangunan Orde Baru terkait dengan upaya untuk mendapatkan bantuan
luar negeri adalah Inter-Governmental Group on Indonesia.
Pada tanggal 20
Februari 1967, IGGI dibentuk melalui pertemuan formal di
Amsterdam yang dihadiri oleh sejumlah negara kreditor utama dan lembaga Internasional. Diplomasi pembangunan Indonesia
pada masa awal Orde Baru tersebut dapat dikatakan berhasil dalam memperoleh
bantuan luar negeri. Hal ini sesuai dengan tujuan daridiplomasi ekonomi, yaitu mengamankan resources ekonomi yang
berasal dari luar negeri untukpembangunan ekonomi luar negeri. Dalam hal ini, resources
ekonomi utama yang berusaha diamankan adalah bantuan luar negeri yang berasal
dari negara – negara maju.
Tugas
PKN halaman 75
A.
Di bidang Politik : Para anggota
Dewan Politik tidak banyak melakukan korupsi.
B.
Dibidang Ekonomi :
1. Pengolahan
sumber daya alam dilakukan secara maksimal dengan bantuan tenaga ahli dan
teknologi modern.
2. Kegiatan
utama penduduknya nonpertanian.
3. Tingkat
perekonomian tinggi.
4. Tingginya
tingkat pendapatan penduduk.
C.
Dibidang Sosial budaya :
1.
Sikap penerimaan secara terbuka (open
minded)
2.
Mengembangkan sikap antisipatif dan
selektif.
3.
Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya
asli, seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku manusia, mengaburkan
kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya sama sekali.
D.
Dibidang Teknologi :
1.
Teknologi pangan sangat maju.
2.
Teknologi komunikasi semakin canggih
dari waktu ke waktu.
3.
Teknologi kedokteran, informasi , dan
IPTEK semakin canggih.
E.
Dibidang Pertahanan dan Keamanan
(Hankam) :
1. Suatu
negara yang memiliki kekuatan pertahanan yang tangguh dengan didukung oleh
kecanggihan alutsista akan memiliki bargaining power dan disegani oleh negara
lain.
2.
Peralatan/Bekal
Prajurit , meliputi Perlengkapan Operasi Personel. Dll
Negara Indonesia
baiknya mengambil langkah sebagai
berikut :
1. Pengolahan
sumber daya alam dilakukan secara maksimal dengan bantuan tenaga ahli dan
teknologi modern.
2. Tingkat
perekonomian tinggi.
3. Tingginya
tingkat pendapatan penduduk
4. Teknologi
pangan, komunikasi dan informasi, kedokteran, dan IPTEK harus maju.
5. Dalam
bidang Hankam harus memiliki kekuatan
pertahanan yang tangguh dengan didukung oleh kecanggihan alutsista akan
memiliki bargaining power dan disegani oleh negara lain dan,
6. Peralatan/Bekal Prajurit ,
meliputi Perlengkapan Operasi Personel.
Selaginella willdenowii
Kingdom
: Plantae
Divisi :
Lycopodiophyta
Kelas :
Isoetopsida
Ordo : Selaginellales
Family : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Species : Selaginella
willdenowii
Platycerium Bifurcatum
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridopyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypadiales
Family : Polypodiaceae
Genus : Platycerium
Spesies : Platycerium Bifurcatum
Poaceae
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Too dan Soo digunakan untuk menghindari pengulangan kata kerja yang sama atau kata kerja majemuk yang tidak perlu.
Kata kerja bantu ( Auxiliary Verbs ) : will, would, shall, should, can, could, may, might, am, must, is, are , was, were ,do, does, did, has, had, have.
Contoh : = She is a teacher.
= You are teacher.
1. She is a teacher and so are you.
2. She is a teacher and you are too.
Pola kalimat Too :
Rumus : kalimat positif and subject 2 + Kata bantu + Too
Pola kalimat So :
Rumus : Kalimat positif and So + kata bantu+ Subject 2
Note :
1. Apabila menggunakan too, maka too harus diletakan pada akhir kalimat.
2. Apabila menggunakan So, maka auxiliary verbnya harus menduduki atau di depan pokok kalimat.
3. Auxiliary verbnya adalah : will, would, shall, should, can, could, may, might, am, must, is, are , was, were ,do, does, did, has, had, have.
Tugas
Mata Pelajaran Sosiologi
Mengenai :
·
Kependudukan
·
Kemiskinan
·
Kesenjangan Sosial
·
Kebodohan
·
Disorganisasi Sosial
Disusun
oleh :
Nama : Dian Budiarti
Kelas : X6
SMAN JATINANGOR
2012–
2013
A. KEPENDUDUKAN
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari
dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan
distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta
penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau
kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 245 juta jiwa,
menjadikan negara ini negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan
salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di
daerah dengan luas sebesar New York.
Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan
namun berbeda. Sejak kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis denganBahasa Melayu) menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi bahasa
yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, pendidikan, pemerintahan, dan
bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak dipergunakan.
Penduduk
Migrasi
penduduk besar-besaran ke wilayah milik iczl dari Hindia Belakang diyakini
setidak-tidaknya terjadi atas 2 gelombang migrasi. Migrasi besar-besaran
pertama, beberapa abad sebelum Masehi, saat ini dikenal sebagai rumpun Proto-Melayu yang
hidup di daerah pedalaman dan pegunungan diwilayah Nusantara; dan migrasi
besar-besaran kedua menjelang abad Masehi, saat ini hidup didaerah pesisir dan
dataran rendah dikenal sebagai rumpun Deutro-Melayu.
Kebanyakan penduduk Indonesia adalah penutur bahasa Austronesia yang
mendiami Daratan Indonesia bagian Barat dan Daratan Indonesia Bagian Tengah;
sebagian kecil, terutama di Daratan Indonesia Bagian Timur didiami oleh penutur
bahasa Papua.
Imigran ke
Indonesia terutama dari China tenggara, merupakan penduduk keturunan asing yang
terbanyak, menyebar hampir di semua kota besar di Indonesia. Demikian pula
pendatang dari Arab, Hadramaut -Yaman merupakan kelompok pendatang kedua
terbanyak dan disusul oleh pendatang dari India dan sekelompok kecil dari
Eropa. Suku bangsa pribumi yang terbanyak persentasenya di Indonesia
adalah suku Jawa dan disusul oleh suku Sunda.
Dari
segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara
lain :
·
Penyebaran penduduk tidak
merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di Kalimantan dan Irian.
·
Piramida penduduk masih
sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat besar.
·
Angkatan kerja sangat
besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah
penambahan angkatan kerja setiap tahun.
·
Distribusi Kegiatan
Ekonomi masih belum merata, masih
terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.
·
Pembangunan
Infrastruktur masih tertinggal; belum
mendapat perhatian serius
·
Indeks Kesehatan masih
rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi
Kota terbesar di Indonesia
No
|
Kota
|
Provinsi
|
Jmlh. Penduduk
|
1
|
Jakarta
|
Jakarta
|
9.607.787
|
2
|
Surabaya
|
Jawa Timur
|
2.765.487
|
3
|
Bandung
|
Jawa Barat
|
2.394.873
|
4
|
Bekasi
|
Jawa Barat
|
2.334.871
|
5
|
Medan
|
Sumatra Utara
|
2.097.610
|
6
|
Semarang
|
Jawa Tengah
|
1.890.984
|
7
|
Tangerang
|
Banten
|
1.789.601
|
8
|
Depok
|
Jawa Barat
|
1.738.570
|
9
|
Palembang
|
Sumatra Selatan
|
1.455.284
|
10
|
Makassar
|
Sulawesi Selatan
|
1.338.633
|
11
|
Tangerang Selatan
|
Banten
|
1.290.322
|
12
|
Bogor
|
Jawa Barat
|
950.334
|
13
|
Batam
|
Kep. Riau
|
944.285
|
14
|
Pekanbaru
|
Riau
|
903.902
|
15
|
Bandar Lampung
|
Lampung
|
881.801
|
16
|
Padang
|
Sumatra Barat
|
853.562
|
17
|
Malang
|
Jawa Timur
|
820.243
|
18
|
Denpasar
|
Bali
|
788.589
|
19
|
Samarinda
|
Kalimantan Timur
|
727.500
|
20
|
Balikpapan
|
Kalimantan Timur
|
639.031
|
21
|
Tasikmalaya
|
Jawa Barat
|
635.464
|
22
|
Banjarmasin
|
Kalimantan Selatan
|
625.481
|
23
|
Serang
|
Banten
|
577.785
|
24
|
Pontianak
|
Kalimantan Barat
|
554.764
|
25
|
Cimahi
|
Jawa Barat
|
541.177
|
26
|
Jambi
|
Jambi
|
531.857
|
27
|
Surakarta
|
Jawa Tengah
|
499.337
|
28
|
Manado
|
Sulawesi Utara
|
410.481
|
29
|
Mataram
|
NTB
|
402.843
|
30
|
Yogyakarta
|
Yogyakarta
|
388.627
|
31
|
Cilegon
|
Banten
|
374.559
|
32
|
Palu
|
Sulawesi Tengah
|
336.532
|
33
|
Kupang
|
NTT
|
336.239
|
34
|
Ambon
|
Maluku
|
331.254
|
35
|
Bengkulu
|
Bengkulu
|
308.544
|
36
|
Cirebon
|
Jawa Barat
|
296.389
|
37
|
Kendari
|
Sulawesi Tenggara
|
289.966
|
38
|
Sukabumi
|
Jawa Barat
|
281.434
|
39
|
Kediri
|
Jawa Timur
|
268.507
|
40
|
Pekalongan
|
Jawa Tengah
|
263.921
|
41
|
Jayapura
|
Papua
|
256.705
|
42
|
Dumai
|
Riau
|
253.803
|
43
|
Purwekerto
|
Jawa Tengah
|
249.705
|
44
|
Binjai
|
Sumatra Utara
|
246.154
|
45
|
Tegal
|
Jawa Tengah
|
239.599
|
46
|
Pematang siantar
|
Sumatra Utara
|
234.698
|
47
|
Banda aceh
|
Aceh
|
223.446
|
48
|
Palangkaraya
|
Kalimantan Tengah
|
220.962
|
49
|
Probolinggo
|
Jawa Timur
|
217.062
|
50
|
Lubuklinggau
|
Sumatra Selatan
|
201.308
|
B. KEMISKINAN
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
§ Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
§ Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
§ Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di
seluruh dunia.
§ Kemiskinan
bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak
terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
§ Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai
hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari
dan Kemiskinan menengahuntuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg
batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi
kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari
$2/hari."[1] Proporsi
penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari
28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat
pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis
kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga
mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
§ Meskipun
kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini
menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari
dan daerah pinggiran kota danghetto yang miskin. Kemiskinan dapat
dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang
miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang
dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya
disebut sebagai negara berkembang
Penyebab kemiskinan
Kemiskinan
banyak dihubungkan dengan:
§ penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
§ penyebab
keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
§ penyebab
sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
§ penyebab
agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi;
§ penyebab
struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
Meskipun
diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari
kemalasan, namun di Amerika Serikat(negara
terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu,
orang yang tidak sejahtera atau
rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
Menghilangkan
kemiskinan
Tanggapan
utama terhadap kemiskinan adalah:
§ Bantuan
kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
§ Bantuan
terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman,
pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
§ Persiapan
bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang
miskin, banyak negara sejahtera menyediakan
bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin,
seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat
orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
C. KESENJANGAN SOSIAL
Semenjak
gejolak dan kerusuhan sosial merebak di berbagai daerah, kesenjangan sosial
banyak dibicarakan.
Beberapa pakar dan pengamat masalah sosial menduga bahwa kerusuhan
sosial berkaitan dengan kesenjangan sosial. Ada yang sependapat dengan dugaan
itu, tetapi ada yang belum yakin bahwa penyebab kerusuhan sosial adalah
kesenjangan sosial. Tidak seperti kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial cukup
sulit diukur secara kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan bukti-bukti secara
akurat. Namun, tidaklah berarti kesenjangan sosial dapat begitu saja diabaikan
dan dianggap tidak eksis dalam perjalanan pembangunan selama ini. Di bagian ini
dicoba menunjukkan realitas dan proses merebaknya gejala kesenjangan sosial.
Untuk mempermudah pembahasan, kesenjangan sosial diartikan sebagai
kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan
primer, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja,
dapat berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana
perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan
lain-lain.
Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh
adanya faktor-faktor penghambat sehingga
mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau
kesempatan-kesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang kurangnya ada dua
faktor yang dapat menghambat.
Faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal). Rendahnya kualitas
sumberdaya manusia karena tingkat pendidikan (keterampilan) atau kesehatan
rendah atau ada hambatan budaya (budaya kemiskinan).
Kesenjangan sosial dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai
kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya,
nilai-nilai luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak
mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam
penjelasan Lewis (1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat
itu terkungkung dalam kebudayaan kemiskinan
Faktor-faktor
yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi karena
birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat
membatasi atau memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan
peluang yang tersedia.
Dengan kata lain, kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang
malas bekerja atau tidak mempunyai kemampuan sebagai akibat keterbatasan atau
rendahnya kualitas sumberdaya manusia, tetapi karena ada hambatan-hambatan atau
tekanan-tekanan struktural.
Kesenjangan sosial ini merupakan salah satu penyebab munculnya
kemiskinan structural. Alfian, Melly G. Tan dan Selo Sumarjan (1980:5)
mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan
struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat
karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan
sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan
struktural meliputi kekurangan fasilitas pemukiman, kekurangan pendidikan,
kekurangan komunikatif, kekurangan fasilitas untuk mengembangkan usaha dan
mendapatkan peluang kerja dan kekurangan perlindungan hukum.
Faktor mana yang paling dominan menyebabkan kesenjangan sosial. Kendati
faktor internal dan kebudayaan (kebudayaan kemiskinan) mempunyai andil sebagai
penyebab kesenjangan sosial, tetapi tidak sepenuhnya menentukan. Penjelasan itu
setidaknya mengandung dua kelemahan. Pertama, sangat normatif dan mengundang
kecurigaan dan prasangka buruk pada orang miskin serta mengesampingkan
norma-norma yang ada (Baker, 1980:6). Kedua, penjelasan itu cenderung
membesar-besarkan kemapanan kemiskinan. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa
kaum miskin senantiasa bekerja keras, mempunyai aspirasi tentang kehidupan yang
baik dan mempunyai motivasi untuk memperbaiki kehidupan mereka. Mereka mampu
menciptakan pemenuhan tutuntan kehidupan mereka (periksa misalnya kajian
Bromley dan Chris Gerry, 1979; Papanek dan Kuncoroyakti, 1986; dan Pernia,
1994). Setiap saat orang miskin berusaha memperbaiki kehidupan dengan cara
bersalin dan satu usaha ke usaha lain dan tidak mengenal putus asa (Sethuraman,
1981; Steele, 1985).
Jika demikian halnya, maka ihwal kesenjangan sosial tidak semata-mata
karena faktor internal dan kebudayaan, tetapi lebih disebabkan oleh adanya
hambatan structural yang membatasi serta tidak memberikan peluang untuk
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia. Breman (1985:166)
menggambarkan bahwa bagi yang miskin “jalan ke atas sering kali dirintangi”,
sedangkan: “jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui”. Dengan kata lain,
gejala kesenjangan sosial dan kemampuan kemiskinan lebih disebabkan adanya
himpitan structural. Perlu dipertanyakan mengapa masyarakat dan kaum miskin
pasrah dengan keadaan itu? Ketidakberdayaan (politik) dan kemiskinan kronis
menyebabkan mereka mudah ditaklukkan dan dituntun untuk mengikuti kepentingan
dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi tatanan politik dan ekonomi
dikuasai oleh elit penguasa dan pengusaha.
D. KEBODOHAN
Kebodohan adalah keadaan
dan situasi di saat kurangnya pengetahuan terhadap sesuatu informasi bersifat subjektif. Hal ini tidak
sama dengan tingkat kecerdasan yang rendah (kedunguan), seperti kualitas
intelektual dan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. Kata "bodoh" adalah kata
sifat yang menggambarkan keadaan di saat seseorang tidak menyadari sesuatu hal,
tapi masih memiliki kemampuan untuk memahaminya. Istilah bodoh dapat
ditempatkan seperti dalam kalimat "Seseorang memiliki kemahiran dalammatematika, tapi sama
sekali bodoh dalam ilmu
bahasa." Namun secara umum, kata bodoh sering ditempatkan seperti dalam
kalimat "Orang itu bodoh karena membiarkan hal itu terjadi."
Penggunaan istilah bodoh pada contoh kalimat yang kedua tersebut bermakna
sebuah ucapan penghinaan yang merendahkan kualitas kecerdasan seseorang, tapi
sebenarnya itu tidak tepat dalam hal makna sebenarnya.
E. DISORGANISASI KELUARGA
Disorganisasi keluarga merupakan suatu bentuk
ketidakharmonisan keluarga sebagai suatu unit masyarakat terkecil yang
disebabkan oleh adanya kegagalan masing- masing anggota keluarga dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan status dan perannya
masing-masing. Dalam hubungan ini, William J. Goode membedakan bentuk-bentuk disorganisasi
keluarga menjadi 4 (empat) macam, yaitu:
·
Disorganisasi keluarga yang disebabkan oleh karena
hubungan-hubungan yang dibangun tidak berdasarkan ikatan perkawinan yang sah.
·
Disorganisasi
keluarga yang terjadi sebagai akibat dari putusnya hubungan perkawinan, yakni
yang disebabkan oleh perceraian.
·
Disorganisasi keluarga yang disebabkan oleh adanya kematian
dari kepala keluarga yang bersangkutan.
·
Disorganisasi keluarga yang disebabkan oleh faktor-faktor
intern keluarga yang bersangkutan, seperti terdapat anggota keluarga yang sakit
jiwa, berperilaku menyimpang, dan lain sebagainya.
Disorganisasi keluarga dapat terjadi pada setiap level
keluarga. Tidak terkecuali masyarakat kelas bawah, masyarakat kelas menengah,
dan masyarakat kelas atas, semuanya memiliki problemnya masing-masing yang
setiap saat siap menjadi pemicu terjadinya disorganisasi keluarga. Banyak
sekali kasus yang menjadi penyebab terjadinya disorganisasi keluarga, seperti:
ketidakmampuan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup bagi seluruh
anggota keluarga, perceraian, kematian orang tua, penyalahgunaan narkoba,
perselingkuhan, dan lain sebagainya.
Seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa penyebab utama disorganisasi keluarga adalah ketidakharmonisan suasana keluarga. Keluarga yang tidak harmonis akan selalu mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pendidikan bagi anak-anak mereka. Akibatnya, anak-anak merasa kurang perhatian yang pada gilirannya akan mencari konpensasi dengan mencari kegiatan-kegiatan lain yang cenderung bersifat negatif.
Seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa penyebab utama disorganisasi keluarga adalah ketidakharmonisan suasana keluarga. Keluarga yang tidak harmonis akan selalu mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pendidikan bagi anak-anak mereka. Akibatnya, anak-anak merasa kurang perhatian yang pada gilirannya akan mencari konpensasi dengan mencari kegiatan-kegiatan lain yang cenderung bersifat negatif.
About Me
Hello, I'm Dian and I'm is Casual style lovers.
Popular Posts
Dian Budiarti
Labels Cloud
Video of the day
Latest in Sports
Diberdayakan oleh Blogger.
About me
Search This Blog
Categories
AUTHOR
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "